Jumat, 16 April 2010

Porter’s Five Forces


Model five competitive forces dikembangkan oleh Michael E. Porter dalam bukunya “Competitive Strategy: Techniques for Analyzing Industries and Competitors” pada tahun 1980. Sejak saat itu, model five competitive forces menjadi salah satu tool yang penting dalam menganalisa suatu struktur organisasi industri dalam proses strateginya.

Porter mengidentifikasikan lima kekuatan kompetitif yang dapat mengubah bentuk tiap industri dan pasar. Setiap kekuatan memperlihatkan intensitas dari kompetisi yang mempengaruhi keuntungan dan kelebihan suatu industri. Dengan melakukan analisa porter’s five forces, perusahaan akan dapat memodifikasi kekuatan-kekuatan kompetitifnya yang dapat meningkatkan posisi organisasi. Berdasarkan analisa porter’s five forces, manajemen organisasi dapat menentukan bagaimana menmpengaruhi atau mengeksploitasi suatu karakteristik tertentu dari industrinya. 

Kelima kekuatan kompetitif dalam analisa five forces, adalah:
1. Bargaining power of suppliers
Supplier dalam hal ini adalah input yang dibutuhkan untuk menghasilkan suatu produk atau jasa perusahaan. Beberapa contoh kekuatan supplier termasuk tinggi ketika:
• Pasar didominasi oleh beberapa supplier besar daripada sumber suplai yang terpisah-pisah.
• Tidak ada pengganti atau substitusi untuk input tertentu.
• Biaya perpindahan dari satu supplier dengan supplier lain cuup tinggi

2. Bargaining power of customers
Kekuatan penawaran oleh pelanggan menunjukkan seberapa besar pelanggan dapat memberikan tekanan pada margin dan volume. Beberapa contoh situasi ketika kekuatan penawaran pelanggan tinggi dapat dilihat sebagai berikut:
• Pelanggan membeli produk/jasa dalam volume besar, sehingga terjadi konsentrasi pelanggan.
• Industri penyuplai menjalankan sejumlah besar operator-operator kecil.
• Produk atau jasa yang ditawarkan mudah untuk dicari alternatifnya.

3. Threat of new entrants
Ancaman dari pendatang baru akan semakin tinggi ketika bidang industri cukup mudah untuk dimasuki. Beberapa faktor yang mempengaruhi mudah tidaknya industri dimasuki oleh pendatang baru:
• Investasi yang tinggi
• Loyalitas konsumen terhadap suatu merek.
• Akses bahan mentah telah dikuasai oleh industri yang ada
• Jaringan distribusi telah dikuasai oleh industri yang telah berjalan.
 
4. Threat of substitute products
Ancaman produk pengganti muncul ketika ada produk alternative dengan kualitas yang sama atau lebih baik dan harga yang lebih murah. Mirip dengan threats of new entrants, ancaman produk pengganti dipengaruhi oleh:
• Loyalitas konsumen terhadap suatu merek
• Hubungan dengan pelanggan yang dekat
• Biaya berpindah ke produk lain
• Tren yang sedang muncul

5. Competitive rivalry between existing players
Menggambarkan intensitas kompetisi antara perusahaan dengna industri lain. Tingginya tingkat kompetisi akan dapat menekan harga, margins dan keuntungan perusahaan. Kompetisi antar perusahaan tinggi ketika:
• Terdapat banyak pemain dengan ukuran yang tidak terlalu jauh berbeda.
• Para pemain menjalankan strategi yang tidak terlalu jauh berbeda
• Tidak terdapat banyak pperbedaan pada masing-masing produk sehingga terjadi kompetisi harga.

sumber:  John Ward and Joe Peppard, "Strategic Planning for Information Systems", Third Edition,  John Wiley&Sons, 2002.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar